Cute Christmas Bear

Senin, 25 Maret 2019

TERAPI ULTRASONIK

Terapi ultrasound adalah metode pengobatan yang menggunakan teknologi ultrasound atau gelombang suara untuk merangsang jaringan tubuh yang mengalami kerusakan.

Terapi ultrasound merupakan jenis thermotherapy (terapi panas) yang dapat mengurangi nyeri akut maupun kronis. Terapi ini menggunakan arus listrik yang dialirkan lewat transducer yang mengandung kristal kuarsa yang dapat mengembang dan kontraksi serta memproduksi gelombang suara yang dapat ditransmisikan pada kulit serta ke dalam tubuh.
Peralatan yang dipergunakan pada terapi ultasound adalah generator penghasil frekuensi gelombang yang tinggi, dan transducer yang terletak pada aplikator. Transducer terbuat dari kristal sintetik seperti barium titanate atau sirkon timbal titanat yang memiliki potensi piezeloelectric yakni potensi untuk memproduksi arus listrik bila dilakukan penekanan pada kristal.
Terapi ultrasound biasanya dilakukan pada rentang frekuensi 0.8 sampai dengan 3 megahertz (800 sampai dengan 3,000 kilohertz). Frekuensi yang lebih rendah dapat menimbulkan penetrasi yang lebih dalam (sampai dengan 5 sentimeter). Frekuensi yang umumnya dipakai adalah 1000 kilohertz yang memiliki sasaran pemanasan pada kedalaman 3 sampai 5 cm dibawah kulit. Pada frekuensi yang lebih tinggi misalkan 3000 kilohertz energi diserap pada kedalaman yang lebih dangkal yakni sekitar 1 sampai 2 cm.
Gelombang suara dapat mengakibatkan molekul molekul pada jaringan bergetar sehingga menimbulkan energi mekanis dan panas. Keadaan ini menimbulkan panas pada lapisan dalam tubuh seperti otot, tendo, ligamen, persendian dan tulang. Penetrasi energi ultrasound bergantung pada jenis dan ketebalan jaringan. Jaringan dengan kadar air yang tinggi menerap lebih banyak energi sehingga suhu yang terjadi lebih tinggi. Pada jaringan lokasi yang paling berpotensi untuk terjadi peningkatan suhu yang paling tinggi adalah antara tulang dan jaringan lunak yang melekat padanya.
Terdapat dua pendekatan pada pelaksanaan terapi ultrasound yakni gelombang kontinyu dan gelombang intermittent (pulsed). Pada kasus dimana tidak diinginkan terjadinya panas seperti pada peradangan akut, gelombang intermiten lebih dipilih. Gelombang kontinyu lebih menimbulkan efek mekanis seperti meningkatkan permeabilitas membran sel dan dapat memperbaiki kerusakan jaringan.
Terapi ultrasound berbeda dengan diagnostic ultrasound yang menggunakan gelombang suara intensitas rendah yang digunakan untuk menghasilkan gambar struktur internal tubuh. Terapi ultrasound dengan intensitas tinggi yang terfokus dapat digunakan untuk menghancurkan jaringan yang tidak diinginkan seperti batu ginjal, batu empedu, hyperplasia prostat dan beberapa jenis tumor fibroid.

Gambar Unit Ultra Sound

Efek Fisiologis Ultrasound Therapy


Efek thermal terapi ultrasound ditemukan sangat bermanfaat dalam terapi gangguan musculoskeletal, menghancurkan jaringan parut dan membantu mengulur tendon. Penggunaan ultrasound dalam terapi panas dapat dikombinasikan dengan stimulasi elektrik pada otot. Kombinasi ini dapat meningkatkan kemampuan pembersihan sisa metabolisme, mengurangi spasme otot serta perlengketan jaringan. Ultrasound terapetik juga memiliki efek anti peradangan yang dapat mengurangi nyeri dan kekakuan sendi. Terapi ini dapat digunakan untuk memperbaiki impingement (jepitan) akar syaraf dan beberapa jenis neuritis (peradanagn saraf) dan juga bermanfaat untuk penyembuhan paska cedera.
Selain efek thermal, terapi ultrasound juga menghasilkan efek non thermal berupa kavitasi dan microstreaming. Kavitasi merupakan proses dimana terdapat bentukan gelembung udara yang dapat membesar dalam jaringan sehingga dapat meningkatkan aliran plasma dalam jaringan.
Microstreaming merupakan desakan gelombang suara pada membran sel yang dapat meningkatkan kerja pompa sodium sel yang dapat mempercepat proses penyembuhan.
image
Gambar Cara Kerja Terapi UltraSound

Indikasi Ultrasound Therapy


Pada dasarnya terapi ultrasound dapat digunakan pada keadaan akut sampai dengan kronis. Pada keadaan akut diperlukan terapi dengan frekuensi yang sering dan durasi yang singkat, sedangkan pada keadaan kronis diperluakan terapi dengan frekuensi yang lebih jarang akan tetapi dengan durasi terapi yang lebih lama.
Penggunaan ultrasound terapi pada jam jam awal setelah cedera atau dalam waktu 48 jam setelah cedera meningkatkan kecepatan penyembuhan cedera. Kondisi akut cedera pada umumnya memerlukan terapi satu sampai dua kali sehari selama 6 sampai 8 hari sampai nyeri dan pembengkakan berkurang. Pada kondisi cedera kronis terapi dapat dilakukan dua hari sekali selama 10 sampai 12 kali.
Secara khusus, terapi ultrasound dapat dipergunakan pada keadaan keadaan berikut :
  1. Spasme otot yang merupakan keadaan ketegangan dan kontraksi otot yang berlangsung terus menerus sehingga timbul rasa nyeri. Kontraktur otot yang diakibatkan oleh keteganagan otot dapat diatasi dengan ultrasound karena ultrasound memiliki efek meningkatkan kelenturan jaringan sehingga meningkatkan jangkauan gerak.
  2. Kompresi akar saraf dan beberapa jenis neuritis (radang saraf) karena peningkatan aliran darah dari jaringan yang dipanaskan dengan terapi ultrasound dapat mempercepat penyembuhan jaringan.
  3. Tendinitis (peradangan tendon)
  4. Bursitis (peradangan bursa yang merupakan kantong berisi vcairan yang berada diantara tendon dan tulang.
  5. Herniasi diskus yang merupakan keadaan bocornya cairan diskus intervertebral sehingga dapat menjepit saraf spinal. Pada keadaan ini, terapi ultrasound ditujukan pada spasme otot yang dipersarafi.
  6. Sprain yang merupakan laserasi pada ligamen sendi.
  7. Kontusi yang merupakan cedera pada jaringan dibawah kulit tanpa adanya perlukaan kulit.
  8. Whiplash yang merupakan cedera pada leher akibat gerakan yang mendadak.
  9. Cedera rotator cuff yang merupakan cedera pada otot dan tendon yang menghubungkan ihumerus dengan scapula. Tendon pada rotator cuff biasanya kuat akan tetapi dapat mengalami robekan dan peradangan akibat penggunaan yang berlebihan, proses penuaan ataupun trauma mekanis akibat benturan.
  10. Frozen shoulder (bahu beku) dengan gejala nyeri bahu dan kekakuan yang diakibatkan oleh cedera atau arthritis. Pada keadaan ini, terapi ultrasound dapat mengurangi kekakuan dan meningkatkan jangkauan gerak sendi.
  11. Arthritis yang merupakan peradangan sendi. Beberapa jenis arthritis yang dapat diperbaiki dengan terapi ultrasound adalah :
    • Osteoarthritis yang merupakan gangguan pengikisan kartilago persendian yang terjadi secara progresif.
    • Rheumatoid arthritis yang merupakan gangguan peradangan jangka panjang yang terutama mengenai persendian dan jaringan sekitar.
    • Juvenile rheumatoid arthritismerupakan jenis arthritis pada anak yang menyebabkan kerusakan, kekakuan dan perubahan pada persendian.
    • Ankylosing spondylitis yang merupakan peradangan sendi pada tulang belakang dan antara tulang belakang dan panggul. Apabila berlanjut tulang dapat mengalami penyatuan.
    • Gout yang merupakan jenis peradangan yang disebabkan oleh penumpukan asam urat dalam tubuh.
    • Psoriatic arthritis yang merupakan jenis arthritis yang disertai dengan rash pada kulit.
    • Reiter’s syndrome yang merupakan arthritis yang disertai peradangan urethra dan mata.
  12. Myofascial pain syndrome yang merupakan gangguan yang dicirikan dengan nyeri dan kekakuan akibat ketegangan otot.
  13. Fibromyalgia merupakan keadaan yang dicirikan dengan nyeri otot yang luas, kelelahan serta gangguan tidur.
  14. Systemic lupus erythematosus yang merupakan gangguan autoimun yang mempengaruhi persendian, kulit dan area lain dalam tubuh.
  15. Gangguan persendian temporomandibulardengan gejala nyeri pada persendian temporo-mandibular, sakit kepala, sakit telinga, timbul suara pada pergerakan rahang, nyeri leher, nyeri punggung dan nyeri bahu.
  16. Complex regional pain syndrome yang merupakan gangguan dimana terjadi nyeri terus menerus pada tungkai yang disebabkan oleh system saraf simpatis yang overaktif yang biasa terjadi setelah cedera.
  17. Carpal tunnel syndrome dengan gejala nyeri atau kebas yang disebabkan adanya tekanan pada saraf pada pergelangan tangan.
  18. Penyembuhan luka untuk meningkatkan aliran darah sehingaga mempercepat penyembuhan luka tersebut.

Pelaksanaan Ultrasound Therapy


Sebelum diadakan terapi dilakukan penilaian awal tentang perjalanan penyakit, riwayat kesehatan serta pemeriksaan fisik. Penderita diminta untuk menggambarkan secara detil rasa nyeri yang dialami. Pada beberapa kasus terapi ultrasound dilakukan setelah dilakukan terapi dengan mempergunakan modalitas lain seperti bantal pemanas, bantal pendingin atau terapi listrik.
Berdasarkan pada area yang terkena, penderita diminta untuk duduk atau berbaring selama dilakukan terapi dengan ultrasound. Penderita diminta untuk melepas perhiasan. Apabila dipandang perlu, penderita dapat diminta untuk menggunakan jubah sehingga area terapi lebih mudah diakses. Beberapa teknik yang dapat dilaksanakan pada terapi dengan ultrasound antara lain meliputi :
a. Kontak langsung dengan kulit
Ahli fisioterapi kemudian membersihkan area yang akan diterapi. Area tersebut kemudian diberi gel sehingga terbentuk konduksi yang sempurna antara alat terapi (transducer) dan kulit.
b. Penggunakan dalam air
Pada lokasi tubuh yang tidak memiliki banyak lekuk seperti pinggang, siku, lutut dan sebagainya, terapi ultrasiund dapat dilakukan dibawah air. Bagian yang cedera direndam dalam air kemudian transducer diletakkan kurang lebih 1 cm dari bagian yang akan diterapi. Pada keadaan ini air merupakan konduktor yang rapat sehinga dapat meningkatkan aliran energi. Supaya aliran energi berjalan lancar, gelembung yang terbentuk apda kulit harus segera dibersihkan. Pada pelaksanaan terapi ini tranducer dapat digerakkan dengan arah sirkuler maupun longitudinal. Pelaksananaan terapi ini harus menggunakan tempat yang terbuat dari plastik atau karet dan menghindari tempat yang terbuat dari logam mengingat logam cenderung memantulkan gelombang.
c. Penggunaan dengan medium balon beisi air (bladder technique)
Selain menggunakan medium air, pada kasus tertentu juga dapat menggunakan medium antara berupa balon yang diisi air (bladder technique).
d. Kombinasi dengan obat farmakologis (phonophoresis)
Kadang dilakukan teknik phonophoresis, dimana terapi ultrasound dilakukan untuk meningkatkan absorbsi obat topical kulit misalkan kortikosteroid, analgesik atau
anesthetic. Jenis kortikosteroid yang berfungsi sebagai anti radang yang sering dipakai adalah hidrokortison 10%, sedangkan jenis anestetik yang sering dipakai adalah lidokain.

Dosis dan Durasi Ultrasound Therapy


Frekuensi, intensitas dan durasi tergantung pada keadaan individual. Ahli terapi akan meletakkan transducer pada area yang mengalami gangguan dan kemudian melakukan gerakan memutar. Transducer harus digerakkan secara terus menerus untuk menghindari luka bakar. Transducer tidak boleh diletakkan pada mata, tengkorak, tulang belakang, jantung, organ reproduktif dan area dimana terdapat implant.Terapi dapat dilakukan deegan menggunakan dua cara yakni kontinyu dan intermitten.
Pada metode kontinyu, gelombang ultrasound dibuat tetap sedangkan pada metode intermitten, gelombang ultrasound terputus putus. Dengan metode intermitten resiko luka bakar dapat diminimalkan. Selama terapi penderita seharusnya merasakan rasa hangat atau tidak merasakan sensasi apapun. Apabila ada rasa tidak nyaman, terapi harus dihentikan. Biasanya waktu terapi yang dibutuhkan berkisar 5 sampai dengan 10 menit.
Setelah itu penderita dapat beraktivitas seperti semula. Sebagian besar gejala memerlukan terapi selama beberapa episode tergantung evaluasi klinis dari terapis. Kemajuan terapi dapat dinilai dengan menggunakan skala nyeri atau goniometer, yang merupakan alat untuk mengukur jangkauan gerak sendi.

Resiko Ultrasound Therapy

Terapi ultrasound berbahaya apabila dilakukan di sekitar area perut wanita hamil. Terapi ini juga memiliki efek negatif pada area yang mengalami keganasan atau area pertumbuhan tulang. Terapi ini juga tidak direkomendasikan pada penderita dengan gangguan persepsi nyeri dan panas misalkan pada penderita diabetes dengan neuropathy.
Terapi ultrasound pada dasarnya aman untuk sebagian besar orang. Walaupun demikian apabila dilakukan oleh orang yang tidak berpengalaman dapat menimbulkan luka bakar atau kerusakan jaringan dalam.
Terapi ini tidak direkomendasikan pada :
  • Kepala, mata, jantung dan organ reproduksi.
  • Perut wanita hamil
  • Luka yang mengalami infeksi.
  • Di dekat tumor
  • Di dekat area pertumbuhan tulang misalkan pada epifisis
  • Di dekat sumsum tulang belakang yang terekspose misal paska laminectomy
  • Di dekat alat pacu jantung dan alat implant lainnya
  • Penderita gangguan sensasi saraf misal pada diabetic neuropathy
Video dapat disimak disini:





sumber:https://www.dictio.id/t/apa-yang-dimaksud-dengan-terapi-ultrasound-pada-fisioterapi/12965/2

PENDENGARAN PADA HEWAN

Mekanisme pendengaran pada hewan

Bukankah kalian pernah melihat anjing sering menggerakkan telinganya? Mengapa demikian? Karena anjing ingin memfokuskan suara yang diterima olehnya, dan tidak hanya itu saja, anjing juga menggerakkan telinganya saat melacak sesuatu. 

      Sistem ini disebut dengan sistem sonar. Sistem sonar merupakan sistem yang digunakan untuk mendeteksi tempat dalam melakukan pergerakan dengan deteksi suara frekuensi tinggi (ultrasonik). Selain pada anjing, sistem sonar dapat kita temui pada kelelawar dan lumba-lumba.

            a.       Kelelawar

      Daun telinga membantu hewan untuk menentukan arah dari mana suara tersebut datang dan akan  dapat mendeteksi suara samar. Kelelawar merupakan hewan yang mampu mendengarkan bunyi ultrasonik dengan frekuensi 20-20.000 Hz, kelelawar dapat mengeluarkan gelombang ultrasonik pada saat dirinya terbang. Gelombang yang dikeluarkan akan dipantulkan kembali oleh benda-benda yang akan dilewatinya dan diterima oleh suatu alat yang berada di tubuh kelelawar, kemampuan kelewar untuk menentukan lokasi ini disebut dengan ekolokasi. Pada saat kelelawar mendengarkan gema, kelelawar tidak dapat mendengar suara lain selain dari yang dipancarkannya sendiri.

      Berdasarkan Efek Doppler, jika sumber bunyi dan penerima suara keduanya tak bergerak, maka penerima akan menentukan frekuensi yang sama dengan yang dipancarkan oleh sumber suara. Akan tetapi, jika salah satunya bergerak, frekuensi yang diterima akan berbeda dengan yang dipancarkan. Dalam hal ini, frekuensi suara yang dipantulkan dapat jatuh ke wilayah frekuensi yang tidak dapat didengar oleh kelelawar. Dengan demikian, kelelawar tentu akan menghadapi masalah karena tidak dapat mendengar gema suaranya dari lalat yang sedang bergerak.

      b.      Lumba-lumba

Lumba-lumba hidup di kedalaman lautan, ia mempunyai sistem yang memungkinkan untuk berkomunikasi dan menerima rangsangan, yaitu sistem sonar yang berguna untuk mengindera benda-benda di lautan, mencari makan, dan berkomunikasi. 

Lumba lumba bernapas melalui lubang yang ada di atas kepalanya. Tepat di bawah lubang hidung ini, terdapat kantung kantung kecil berisi udara. Dengan mengalirkan udara melalui kantung kantung ini.Lumba Lumba menghasilkan bunyi dengan frekuensi tinggi. Kantung udara ini berperan sebagai cermin akustik yang memfokuskan bunyi yang di hasilkan gumpalan kecil jaringan lemak yang berada tepat di bawah lubang pernapasan. Kemudian, bunyi ini dipancarkan ke arah sekitarnya secara terputus putus. Lumba lumba berkomunikasi untuk menemukan pasangan dan saling mengingatkan akan bahaya.





Video dapat disimak disini: 


GELOMBANG

Pengertian gelombang

Gelombang adalah getran yang merambat. Gelombang terjadi karna adanya sumber getaran. Pada perambatanya gelombang merambatkan energy gelombang,sedangakan perantaranya tidak ikut merambat.menurut zat perantaranya gelombang di bedakan menjadi dua macam yaitu :

1.      Gelombang mekanik :gelombang yang perambatanya memerlukan medium, contoh :gelombang air dan gelombang bunyi.

2.      Gelombang elektrik : gelombang yang dalam perambatanya tidak memerlukan medium.contoh gelombang radio dan gelombang cahaya

D.    Gelombang transversal dan gelombang longitudinal

Berdasarkan arah rambat dan arah getaranya, gelombang dibedakan atas gelombang transversal dan gelombang longitudinal.

1.      Gelombang transversal

adalah gelombang yang arah rambatanya tegak lurus terhadap arah getaranya. Gelombang transversal berbentuk bukit gelombang dan lembah gelombang yang merambat. Contoh gelombang pada tali, permukaan air dan gelombang cahaya.

Gambar gelombang transversal :

                       

Panjang gelombang pada gelombang transversal

Panjang gelombang adalah panjang suatu gelombang yang terdiri dari satu bukit dan satu lembah gelombang.panjang gelombang di lambangkan dengan lamda (   )dan satuanya adalah meter

2.      Gelombang longitudinal

Gelombang longitudinal adalah gelombang yang arah getarnya sejajar dengan arah rambatnya. Gelombang longitudinal berbentuk rapatan dan renggangan. Contohnya gelombang bunyi.

Gambar gelombang longitudinal :

Panjang gelombang lkongitudinal 

Panjang gelombang lkongitudinal adalahpanjang satu gelombang yang terdiri dari satu rapatan dan satu renggangan.

 

·         Peride gelombang (T)

Yaitu  waktu yang di prlukan untuk menempuh satu gelombang,satuanya adalah sekon (s)

·         Frekuensi gelombang((f)

Yaitu jumlah gelombang yang terbentuk dalam satu detik,satuanya adalah Hz (hertz)

·         Cepatrambat gelombang (v)

Yaitu jarak yang di tempuh gelombang dalam waktu satu detik ,satuanya adalah meter/detik (m/s)

·         Hubungan antara pajang gelombang,periode,frekuensi, dan cepat rambat gelomabang.

·         Rumus dasar gelombang adalah:  λ = vT atau v =  λ/T Dan f = 1/T maka  v = λ f

v          = cepat rambat gelombang (m/s)

λ          = panjang gelombang (m)

T          = periode (s)

f           = frekuensi (Hz)



Supaya teman-teman dapat lebih memahami materi ini, video dapat disimak disini




sumber: tiyaagis.blogspot.com/2012/10/materi-fisika-kelas-2-smp.html?m=1

TERAPI ULTRASONIK

Terapi  ultrasound  adalah metode pengobatan yang menggunakan teknologi ultrasound atau gelombang suara untuk merangsang jaringan tubuh yang...