Mekanisme pendengaran pada hewan
Bukankah kalian pernah melihat anjing sering menggerakkan telinganya? Mengapa demikian? Karena anjing ingin memfokuskan suara yang diterima olehnya, dan tidak hanya itu saja, anjing juga menggerakkan telinganya saat melacak sesuatu.
Sistem ini disebut dengan sistem sonar. Sistem sonar merupakan sistem yang digunakan untuk mendeteksi tempat dalam melakukan pergerakan dengan deteksi suara frekuensi tinggi (ultrasonik). Selain pada anjing, sistem sonar dapat kita temui pada kelelawar dan lumba-lumba.
a. Kelelawar
Daun telinga membantu hewan untuk menentukan arah dari mana suara tersebut datang dan akan dapat mendeteksi suara samar. Kelelawar merupakan hewan yang mampu mendengarkan bunyi ultrasonik dengan frekuensi 20-20.000 Hz, kelelawar dapat mengeluarkan gelombang ultrasonik pada saat dirinya terbang. Gelombang yang dikeluarkan akan dipantulkan kembali oleh benda-benda yang akan dilewatinya dan diterima oleh suatu alat yang berada di tubuh kelelawar, kemampuan kelewar untuk menentukan lokasi ini disebut dengan ekolokasi. Pada saat kelelawar mendengarkan gema, kelelawar tidak dapat mendengar suara lain selain dari yang dipancarkannya sendiri.
Berdasarkan Efek Doppler, jika sumber bunyi dan penerima suara keduanya tak bergerak, maka penerima akan menentukan frekuensi yang sama dengan yang dipancarkan oleh sumber suara. Akan tetapi, jika salah satunya bergerak, frekuensi yang diterima akan berbeda dengan yang dipancarkan. Dalam hal ini, frekuensi suara yang dipantulkan dapat jatuh ke wilayah frekuensi yang tidak dapat didengar oleh kelelawar. Dengan demikian, kelelawar tentu akan menghadapi masalah karena tidak dapat mendengar gema suaranya dari lalat yang sedang bergerak.
b. Lumba-lumba
Lumba-lumba hidup di kedalaman lautan, ia mempunyai sistem yang memungkinkan untuk berkomunikasi dan menerima rangsangan, yaitu sistem sonar yang berguna untuk mengindera benda-benda di lautan, mencari makan, dan berkomunikasi.
Lumba lumba bernapas melalui lubang yang ada di atas kepalanya. Tepat di bawah lubang hidung ini, terdapat kantung kantung kecil berisi udara. Dengan mengalirkan udara melalui kantung kantung ini.Lumba Lumba menghasilkan bunyi dengan frekuensi tinggi. Kantung udara ini berperan sebagai cermin akustik yang memfokuskan bunyi yang di hasilkan gumpalan kecil jaringan lemak yang berada tepat di bawah lubang pernapasan. Kemudian, bunyi ini dipancarkan ke arah sekitarnya secara terputus putus. Lumba lumba berkomunikasi untuk menemukan pasangan dan saling mengingatkan akan bahaya.
Video dapat disimak disini:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar